By: agussyafii
Di sebuah sekolah, seorang puteri bintang film  terkenal diminta ibu guru mengarang cerita tentang sebuah keluarga  miskin. Begini cerita yang ditulisnya. 'Pada zaman dahulu kala, ada  sebuah keluarga miskin. Maminya miskin, papinya miskin, anak-anaknya  miskin. Pembantunya miskin, sopirnya miskin. Tukang kebunnya miskin,  satpamnya miskin. Babby sitter-nya miskin. Semuanya miskin.'
Terbayangkah  oleh kita apabila orang miskin punya pembantu, sopir, tukang kebun,  penjaga malam, baby sitter. Tentunya dia bukan orang miskin tapi  begitulah anak-anak dengan logikanya sendiri.
Kalau kita menilai  orang miskin dari berapa banyak jumlah kekayaan, kesimpulan tadi  tentunya benar namun bila kita menilai berdasarkan hati bukan dari  jumlah kekayaan kesimpulan tadi tidak benar.
Makna kemiskinan  adalah ketika kita tak pernah merasa cukup terhadap apapun yang kita  punya, tidak perduli berapapun jumlahnya. Demikian juga dengan kekayaan  hakekatnya adalah ketika kita sudah merasa cukup dan bersyukur terhadap  apapun yang ada pada diri kita, tak peduli berapapun jumlah yang kita  miliki. Rasa cukup dan kemampuan kita bersyukur itu kunci kita  melepaskan diri dari kemiskinan hakiki.
---
'Dan carilah apa  yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan  janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat  baiklah kepada orang lain. sebagaimana Allah telah berbuat baik  kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya  Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.' (Q.S. Al  Qhashas [27] : 77)
Wassalam,
agussyafii
--
Makna Miskin
Posted by
blogpipi
Sunday, April 11, 2010
.jpg)

0 comments:
Post a Comment