By: agussyafii
Dalam kehidupan kita hampir semua yang ada pada  diri kita berbahan bangunan penuh cinta. Ketika kita lahir dari sebuh  pelukan ayah dan ibu yang dilandasi dengan cinta. Begitu kita minum, ibu  menyusui dengan penuh cinta untuk sang buah hati. Banyak ayah yang  membungkus makanannya kala teringat buah hatinya. Bahkan alampun  menyediakan makanan dan minuman untuk kita dengan penuh cinta.
Perilaku  kehidupan seperti siklus Sunatullah atau hukum Allah pada alam. Disaat  Matahari menyinari bumi membawa kehangatan tubuh. Disaat malam tiba  seperti kata Hana, Matahari sedang bobok. Sama dalam siklus kehidupan  kita Disaat kebahagiaan hadir kita mudah tertawa dan disaat penuh  kedukaan kitapun menangis. Semua datang silih berganti.
Maka saya  teringat satu hadis Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Salam yang suka  sekali dihapalkan oleh Hana, putri saya. 'al-Mukminu lil mukmini kal  bun-yaani yasyuddu ba'dhuhu ba'dhaa.' artinya, orang mukmin dengan  mukmin lainnya bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara satu  dengan yang lainnya (HR. Mutafaqun 'Alaih).
Makna pesan hadis ini  mengajak kita agar kita menjadi orang yang menguatkan penuh cinta bagi  saudara-saudara kita yang sedang dirundung duka atau penderitaan. Kita  bagaikan bangunan satu sama lain. Menguatkan berarti saling mengokohkan  bangunan kehidupan kita. Jika kehidupan kita berbahan bangunan cinta,  bukankah sudah seharusnya kita juga menguatkan penuh cinta untuk  orang-orang disekeliling kita? Sebab cinta anda adalah diri anda yang  sesungguhnya. Itulah indahnya cinta.
Wassalam,
agussyafii
--
Indahnya Cinta
Makna Miskin
By: agussyafii
Di sebuah sekolah, seorang puteri bintang film  terkenal diminta ibu guru mengarang cerita tentang sebuah keluarga  miskin. Begini cerita yang ditulisnya. 'Pada zaman dahulu kala, ada  sebuah keluarga miskin. Maminya miskin, papinya miskin, anak-anaknya  miskin. Pembantunya miskin, sopirnya miskin. Tukang kebunnya miskin,  satpamnya miskin. Babby sitter-nya miskin. Semuanya miskin.'
Terbayangkah  oleh kita apabila orang miskin punya pembantu, sopir, tukang kebun,  penjaga malam, baby sitter. Tentunya dia bukan orang miskin tapi  begitulah anak-anak dengan logikanya sendiri.
Kalau kita menilai  orang miskin dari berapa banyak jumlah kekayaan, kesimpulan tadi  tentunya benar namun bila kita menilai berdasarkan hati bukan dari  jumlah kekayaan kesimpulan tadi tidak benar.
Makna kemiskinan  adalah ketika kita tak pernah merasa cukup terhadap apapun yang kita  punya, tidak perduli berapapun jumlahnya. Demikian juga dengan kekayaan  hakekatnya adalah ketika kita sudah merasa cukup dan bersyukur terhadap  apapun yang ada pada diri kita, tak peduli berapapun jumlah yang kita  miliki. Rasa cukup dan kemampuan kita bersyukur itu kunci kita  melepaskan diri dari kemiskinan hakiki.
---
'Dan carilah apa  yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan  janganlah kamu melupakan bahagiaanmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat  baiklah kepada orang lain. sebagaimana Allah telah berbuat baik  kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya  Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.' (Q.S. Al  Qhashas [27] : 77)
Wassalam,
agussyafii
--
Doa Yang Dikabulkan
By: agussyafii
Beberapa  waktu yang lalu di kantor saya kedatangan seorang bapak, beliau mantan  salah satu wartawan senior. Beliau bercerita tentang sakitnya penyakit  radang empedu, penyakitnya sangat parah sehingga harapan hidupnya sangat  menipis. Beliau menitipkan shodaqohnya untuk anak-anak Amalia dan  memohon doa agar operasi yang dijalaninya berjalan dengan lancar  sehingga masih ada harapan untuk berbuat baik untuk sesama. 
"Saya  yakin Mas Agus, hidup dan mati kita hanya di tangan Allah Subhanahu Wa  Ta'ala, kita hanya memohon dan berdoa semoga Allah memberkahi hidup dan  mati kita sebagai hambaNya yang selalu bersyukur atas karuniaNya,"  begitu tuturnya, kacamatanya nampak basah tak mampu untuk ditutupinya.  Berkali-kali beliau mengeluarkan kain pengelap untuk membersihkan  kacamatanya. Usianya yang senja namun badannya masih terlihat tegap dan  gagah tak terlihat bahwa di dalam dirinya ada sesuatu penyakit yang  menggerogoti tubuhnya.
Perjalanan waktu begitu cepat. Bersamaan  doa anak-anak Amalia yang dipanjatkan, operasi itu berjalan dengan  lancar. Beliau kembali pulih dan bugar. Wajahnya berseri sewaktu saya  berkunjung ke Rumah Sakit Harapan Kita. Beliau bercerita bahwa proses  menuju kematian kita sungguh menakjubkan, dari rasa dingin naik ke kaki,  betis sampai di kepala. Rasa dingin itu berjalan perlahan. "Terbayang  oleh sayang malaikat maut segera mencabut nyawa saya, Mas  Agus.."tuturnya, wajahnya penuh ekspressi yang jernih. "Tak lupa saya  selalu mengucapkan syahadat, jangan sampai saya mati dalam keadaan  sebagai orang yang ingkar," ucapnya dengan suara pelan.
Dalam  keadaan antara sadar dan tidak, beliau mendengar suara anak-anak yang  sedang melantunkan ayat suci al-Qur'an dan bayangan dirinya pada masa  lalu semua berjalan dengan cepat dan nampak jelas semua yang telah  dilakukannya, dosa-dosa yang membuat takut dirinya sendiri . Di saat itu  juga beliau memohon ampun kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar  diberikan kesempatan untuk bertaubat.
Ketika beliau berjanji  untuk bertaubat, tiba-tiba sadarkan diri. Semua operasinya dinyatakan  berjalan dengan baik dan lancar. Tubuhnya kembali pulih seperti  sediakala. Dari pengalaman itu beliau menjadi yakin bahwa doa yang  dipanjatkan secara sungguh-sungguh dan menyisihkan rizkinya untuk  shodaqoh dengan keikhlasan membuat doa menjadi mustajab dan Allah  berkenan mengabulkan permohonnya untuk sembuh dari sakitnya.   Subhanallah.
--
Obatilah orang-orang yang sakit dengan  shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana  dengan berdoa (HR. Baihaqi).
Wassalam,
agussyafii
-- 
Keluarga Yang Tenteram Dan Bahagia
By: agussyafii
Kualitas kita  akan diketahui dan teruji hanya  setelah kita hidup berpasangan atau berkeluarga, karena dalam hidup  berkeluarga akan dapat diketahui kualitas, kapasitas dan sifat-sifat  kemanusiaannya. Dalam hidup pernikahan itulah seseorang teruji  kepribadiannya, tanggung jawabnya, keibuannya, kebapakannya,  perikemanusiaannya, ketangguhannya, kesabarannya dan keikhlasan. Begitu  besar makna hidup berumah tangga sampai Nabi Muhammad mengatakan bahwa  di dalam hidup berumah tangga sudah terkandung separuh urusan agama.  Separoh yang lainnya tersebar pada berbagai bidang sosial, ekonomi,  politik, kebudayaan dan kehidupan sehari-hari
Dalam surat ar Rum  21 disebutkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan manusia dengan  setting berpasangan dalam hidup perkawinan agar pasangan itu memperoleh  ke tenteraman, memperoleh sakinah.
Dalam al Qur'an manusia  disebut dengan istilah basyar dan insan. Basyar artinya manusia dalam  pengertian persamaan fisik. Sedangkan insan mengandung pengertian  psikologis. Kata insan terambil dari kata nasia yansa yang artinya lupa,  dari kata `uns yang artinya mesra, juga dari kata anasa yanusu yang  artinya bergejolak. Jadi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang  memiliki tabiat mesra, tetapi suka lupa dan memiliki gejolak keinginan  yang tak pernah berhenti. Selagi manusia dalam keadaan lupa diri dan  dalam pengaruh gejolak ke inginannya, maka ia tidak dapat merasakan  ketenangan dan ketenteraman hidup. Nah dalam hidup berpasangan suami  isteri itulah dimaksud supaya manusia menemukan ketenteraman, yang  diperindah dengan kemesraan. Rumah tangga yang ideal itu bagaikan  lautan tak bertepi, segala ketegangan, kegelisahan, kecemasan, kesepian  dan kelelahan akan hilang jika orang berlabuh dalam pelabuhan cinta  mesra suami isteri.
Apakah otomatis? tidak, sudah barang tentu  tidak, tergantung apakah persyaratannya itu dipenuhi atau tidak. Menurut  hadis Nabi, suatu rumah tangga akan memperoleh ketenteraman dan  kebahagiaan manakala dipenuhi pilar-pilarnya. Artinya : Jika Allah  menghendaki suatu rumah tangga itu baik, maka Allah akan memudahkan  terciptanya keadaan-keadaan sebagai berikut:
1. Ada  kecenderungan kepada agama sebagai pedoman hidup di dalam rumah tangga  itu,
2. Yang muda menghormati yang tua.
3. Di dalam  kehidupan sehari-hari mereka bergaul secara lemah lembut.
4.  Mudahnya bersedekah dan berbuat baik karena kepekaan terhadap  penderitaan bagi orang lain.
5. Mau interospeksi sehingga mereka  mudah bertaubat. (H.R. Dailami).
Semoga keluarga kita adalah  keluarga tenteram dan bahagia yang diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa  Ta'ala serta mampu melewati berbagai problem, ujian dalam kehidupan  sehari-hari sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Amin Ya  Robbal Alamin..
Wassalam,
agussyafii
--
.jpg)
